Aku suka sekali dengan drama korea, apalagi ketika nonton Boys Before Flowers. WOW film ini sangat mengharu biru, sejak itu pula aku kenal dengan Lee Min Ho. Artis korea tertampan menurutku, aktingnya selalu bagus. Di semua judul, di semua peran.
Ah andai aku bisa bertemu, untuk sekedar bertatap muka secara langsung, aku pasti sangat senang, tapi apakah itu bisa terjadi. Semoga saja, aku jadi Flowers di film yang engkau bintangi, dan aku jadi pasanganmu.
Surat ini tak mungkin juga terbaca, tapi apa salahnya mengungkapkannya, semoga AXIS bisa menyampaikan sepatah dua kata ini... Semoga
Aku meminum habis air mineralkuViro water, waktu menunjukkan pukul 13.40 WIB. Panasnya Jakarta membuatku
tidak pikir panjang menghabiskan beberapa cc air tersisa yang ada di dalam
botol dalam genggaman tanganku ini. Seharusnya air dalam botol ini masih penuh,
ya seharusnya begitu. Aku melihat botol Viro water kosong ini dan tersenyum.
*2 jam yang lalu*
Aku duduk di kursi
panjang depan rumah makan padang, 3 jam sudah perjalanan
dari Bandung menuju Jambi dan sekarang bus yang kutumpangi istirahat di rumah
makan sekitaran Pelabuhan Merak. Tak banyak yang kulakukanselain ongkos sudah
menipis, rasa letih dan sudah makan cukup sebelum berangkat dari Bandung tadi. Akumemutuskan hanya mencuci
muka lalu membeli sebotol air mineral.
Sebotol Viro water menarik mataku di lemari pendingin, ya air mineral favoritku inilah yang
menjadi langgananku ketika aku liburan ke Bandung. Kesegaran alaminya lah yang
membuatku “ketagihan” menciptakan moments
kekeringan di tenggorokan menjadi kesejukkan, Maklum di tempatku tinggal Jambi Viro belum terdistribusi sampai sana.
Setelah 30 menit
istirahat, rombongan bus pun satu-persatu menaiki bus
kembali lalu melanjutkan perjalanan. Di bus aku mencoba memejamkan mata untuk
istirahat sejenak, rasa letih lebih kuat daripada kesenanganku melihat
pemandangan pinggir kota lewat
jendela bus. Hanya beberapa menit memejamkan mata,
telingaku terusik
mendengar suara tangisan. Suara tangisan balita di yang
pas kursi duduknya didepanku ini mengganggu untuk beristirahat. Dengan mata sayu aku mendengarkan apa yang dikatakan ibu itu pada anaknya yang menangis, dengan maksud agar
anaknya berhenti menangis karena tangisannya mengganggu
penumpang lain. “Minuman tinggal ini nak, dan minuman bersoda ndak baik untukmu
sayang”. Logat jawa
yang lembut keluar dari mulut ibu itu. “Tapi bun, andi
haus……”. Anak itu tetap pada pendiriannya, ingin segera minum menghilangkan
haus di tenggorokan
anak yang lucu itu. Dan ibu yang baik itu tetap menolak, tak ingin anaknya minum
minuman yang tidak baik
buat pertumbuhannya.
Aku melihat sekitar, penumpang lain hanya memperhatikan anak dan ibu itu tanpa berbuat apa-apa. Hatiku langsung iba, aku buru-buru mengambil
botol air mineralku. Aku bangkit dari
tempat dudukku lalu menghampiri anak dan ibu tersebut. “Ini bu..” Senyumku
sambil menyodorkan botol air mineralku. “Buat ibu dik??” Mata ibu itu terheran-heran.
“Iya bu!!”, jawabku mantap sambil tersenyum. “Terima kasih banyak dik”. Aku
mengangguk lalu kembali ke kursiku. Fiuuuhhh… Aku menghela nafas lega, senang
rasanya membantu orang yang sedang kesusahan seperti tadi. Walaupun bantuannya
kecil, pasti terlihat besar
buat orang sedang kesusahan yang kita bantu. Dan benar, anak itu sumringah lalu
menuangkan air mineral Viro water ke dalam gelas “Mickey Mousenya”.
Aku kembali memejamkan mata, lega meskipun tidak tau bagaimanan nanti kalau aku
yang gantian haus mengingat perjalanan masih jauh.
Dalam tidurku aku terbangun, pundakku digoyang-goyang oleh seseorang.Aku membuka mata. “Ini dik.. Masih ada sisa, mungkin kamu
butuh waktu dijalan”. Dengan nyawa yang masing belum
terkumpul, aku menerima
botol air mineralViro wateryang tadi aku berikan kepada ibu itu. “Dan ini sebagai tanda terima kasih ibu dan Andi”.
Ibu itu melihat anaknya dengan senyum sembari
menggosok-gosok rambut anaknya. Lalu Ibu itu menggenggam tanganku lalu memberikan “buntelan” kertas terus buru-buru
pamitan turun karena sudah sampai tujuan di Palembang. Setelah beberapa menit aku baru
sadar, ibu itu memberikan selembaran
uang Rp.20.000. Nilai yang besar untuk air
mineral “Rp.2000”. Ya Allah, kebetulan banget uangku sudah menipis. Aku
bersyukur sekali, bersyukur membantu hal kecil kepada ibu yang baik hati tadi. Moments kecil syarat makna dalam perjalananku ini, sebotol air mineralViro Water membengkaskan
sebuah kebahagiaan kecil dan kebanggaan dalam hati ini. Semoga ibu tadi sehat selalu, dan si Andi anaknya
yang lucu itu semoga menjadi anak yang berbakti
kepada orang tua, agama dan negara. Amiinnnn ya Allah….
Sering kali ketika kita membeli kartu perdana, bungkus yang sekaligus nomor simcardnya dibuang atau hilang. Berikut tips untuk beberapa operator, jika nomor simcard anda lupa. Semoga bermanfaat. ^ ^
Indosat: Ketik *777*8# Lalu Tekan Yes/OK
XL: Ketik *123*22*1*1# Lalu Tekan Yes/OK
Telkomsel: Ketik *808# Lalu Tekan Yes/OK
AXIS: Ketik*2# Lalu Tekan Yes/OK
Three (3): Ketik *998* Lalu Tekan Yes/OK
Flexi, Esia dan operator CDMA lainnya: Pasang simcard di ponsel Nokia, lalu ketik *3001#kode pengaman#. Contoh: *3001#12345#, lalu tunggu hingga keluar Menu. Pilih NAM1 kemudian geser kebawah, pilih "Own number (MDN)".
Untuk kamu pencinta dan pengguna
setia twitter, pasti tak asing lagi dengan Larry. Burung imut berwarna biru ini
sekarang terasa lebih muda! Iya muda, dengan penampilan lebih simpel menegaskan
twitter sebagai media social yang simpel dengan gak neko-neko tak memasukkan
banyak aplikasi tak penting dan cenderung sebagai “sampah”.
Larry yang dulu mempunyai 4 sayap
dan 2 bulu jambul, kini sudah potong rambut dengan menyisakan 3 bulu sayap dan
jambulnya dihilangkan keduanya. Diharapkan ” burung” ini dikenal semakin
mendunia sebagai simbol twitter. (Twitter adalah burung itu, burung itu adalah
Twitter), seperti ditulis Twitter via blognya.
Biaya potong rambut Larry pun
begitu mahal, kalau kita biasanya potong rambut hanya menghabiskan biaya Rp.
10.000- Rp.15.000. Lain halnya dengan Larry, dia menghabiskan biaya $ 8.000 - $
20.000. Cukup untuk membiayai potong rambut orang satu kabupaten, hihi...
Ya semoga dengan tampilan rambut
barunya, Larry semakin dicinta pengguna dan followersnya. Si Larry logo twitter
yang mampu menimbulkan cinta baru, terhadap ilmu burung (ornithology) dengan
desain dan geometri yang sederhana. Sesederhana konten-konten twitter yang
menarik dan simpel.
Gue berdoa
terlebih dahulu, siapa tau setelah membaca tulisan ini ada pihak-pihak yang
tersinggung dan gue jadi buronan no.1 terus diburu FPI. Hadeuh…
Mengenai asal
muasal manusia, yang ribut ditanyain dari dulu jaman gue SD sampe sekarang jadi
tukang sapu di sebuah SD. Gue dengan tegas dan tidak ada tekanan dari pihak
manapun yakin seyakin-yakinannya manusia itu itu revolusi dari kera! Yah
sejalan dengan teori mba Darwin,
yang menyatakan manusia itu revolusi dari kera. Keyakinan gue gak datang begitu
aja, seperti makanan enak yang harus ada proses dari kita membelinya sampai
dengan mengolahnya dengan professional seperti itulah gue yakin manusia itu
berevolusi dari kera.
Keyakinan
pertama gue datang ketika waktu itu gue masih kelas 4 SD, gue dan teman-teman
gue hobi waktu itu hobi “manjat”. Nurunin buah-buahan tetangga dengan paksa
alias maling, dan hobi manjat itulah yang membuat gue yakin kita revolusi dari
kera. Yang kedua ketika gue merhatiin kakak cewek gue yang rajin cukur bulu
kakinya tiap minggu dan bokap gue yang rajin nyukur jambangnya. Meskipun
dicukur bulu itu tetap tumbuh, meskipun itensitasnya bulunya sedikit tapi kita
juga memiliki bulunya yang sama dengan kera. Keyakinan gue kalau manusia itu
revolusi dari kera bertambah 40%. Keyakinan gue langsung full 100% ketika gue
melihat nyokap ngitungin gajian bokap, dan kera yang ngitungin “panenan”
pisangnya. Betapa persamaan itu nyata, uang dan pisang menjadi sesuatu yang
harus dicari tiap hari untuk kelangsungan hidup.
Tak terbantahkan
bukan? Revolusi ini masih terlihat dalam kehidupan keseharian kita koq, bahkan
hal-hal yang kecil. Kalau kera suka mencari kutu, kita suka mencukur bulu.
Kalau kera suka manjat pohon, kita suka “manjat” pendidikan dan jabatan yang
tinggi. Dan kalau kera suka mencari pisang, kita juga suka mencari uang. Dalam
konteks kebutuhan, kita sama dengan kera. Ibarat Jakarta itu kota
metropolitan, hutan itu kota
metropolitannya kera. Selayaknya kita harus berbagi tempat dengan mereka, masak
sudah pisang mereka kita rampas dan makan tiap hari tempat tinggal mereka juga
kita rampas. Jangan begitu yah…
Gitu aja sih
menurut pandangan gue tentang teori ini. Sebagai orang Islam yang taat, gue
yakin dengan iman manusia pertama itu Nabi Adam AS. Terbukti dengan Hadist dan
ayat-ayat di dalam Al Quran tertulis jelas disana. Tulisan ini dibuat untuk
guyonan semata tak ada niatan untuk menentang bahkan melawan suatu agama, dan
demi “talenan” yang pingin gue perjuangkan sampai pisang penghabisan. Semoga
bermanfaat dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.