Aku suka sekali dengan drama korea, apalagi ketika nonton Boys Before Flowers. WOW film ini sangat mengharu biru, sejak itu pula aku kenal dengan Lee Min Ho. Artis korea tertampan menurutku, aktingnya selalu bagus. Di semua judul, di semua peran.

Ah andai aku bisa bertemu, untuk sekedar bertatap muka secara langsung, aku pasti sangat senang, tapi apakah itu bisa terjadi. Semoga saja, aku jadi Flowers di film yang engkau bintangi, dan aku jadi pasanganmu.

Surat ini tak mungkin juga terbaca, tapi apa salahnya mengungkapkannya, semoga AXIS bisa menyampaikan sepatah dua kata ini... Semoga





Dear @benakribo...

Selebtwit terkribo sepanjang masa, jaman dimana kribo begitu hina untuk diluruskan.
Seruwet rambutmu, seruwet itu pula rasa kagumku. Tweet-tweetmu begitu menggiurkan untuk diretweet, disebarkan ke khayalak dunia bahwa kribo itu keren.

Dan lebih keren, jika kribomu di luruskan (tapi jangan ah)..

Ayo semangat kribonisasinya, biar penduduk kribo meledak dan menjadi virus keren. 

Segini aja mungkin suratku untukmu kribo!! Asal kau tak berubah menjadi kebo, aku selalu menunggu ruwetnya tweetmu di timelineku.



Glek... glek... glek.. glek...

Aku meminum habis air mineralku Viro water, waktu menunjukkan pukul 13.40 WIB. Panasnya Jakarta membuatku tidak pikir panjang menghabiskan beberapa cc air tersisa yang ada di dalam botol dalam genggaman tanganku ini. Seharusnya air dalam botol ini masih penuh, ya seharusnya begitu. Aku melihat botol Viro water kosong ini dan tersenyum.

*2 jam yang lalu*

Aku duduk di kursi panjang depan rumah makan padang, 3 jam sudah perjalanan dari Bandung menuju Jambi dan sekarang bus yang kutumpangi istirahat di rumah makan sekitaran Pelabuhan Merak. Tak banyak yang kulakukan selain ongkos sudah menipis, rasa letih dan sudah makan cukup sebelum berangkat dari Bandung tadi.  Aku memutuskan hanya mencuci muka lalu membeli sebotol air mineral. Sebotol Viro water menarik mataku di lemari pendingin, ya air mineral favoritku inilah yang menjadi langgananku ketika aku liburan ke Bandung. Kesegaran alaminya lah yang membuatku “ketagihan” menciptakan moments kekeringan di tenggorokan menjadi kesejukkan, Maklum di tempatku tinggal Jambi Viro belum terdistribusi sampai sana.



Setelah 30 menit istirahat, rombongan bus pun satu-persatu menaiki bus kembali lalu melanjutkan perjalanan. Di bus aku mencoba memejamkan mata untuk istirahat sejenak, rasa letih lebih kuat daripada kesenanganku melihat pemandangan pinggir kota lewat jendela bus. Hanya beberapa menit memejamkan mata, telingaku terusik mendengar suara tangisan. Suara tangisan balita di yang pas kursi duduknya didepanku ini mengganggu untuk beristirahat. Dengan mata sayu aku mendengarkan apa yang dikatakan ibu itu pada anaknya yang menangis, dengan maksud agar anaknya berhenti menangis karena tangisannya mengganggu penumpang lain. “Minuman tinggal ini nak, dan minuman bersoda ndak baik untukmu sayang”. Logat jawa yang lembut keluar dari mulut ibu itu. “Tapi bun, andi haus……”. Anak itu tetap pada pendiriannya, ingin segera minum menghilangkan haus di tenggorokan anak yang lucu itu. Dan ibu yang baik itu tetap menolak,  tak ingin anaknya minum minuman yang tidak baik buat pertumbuhannya.

Aku melihat sekitar, penumpang lain hanya memperhatikan anak dan ibu itu tanpa berbuat apa-apa. Hatiku langsung iba, aku buru-buru mengambil botol air mineralku. Aku bangkit dari tempat dudukku lalu menghampiri anak dan ibu tersebut. “Ini bu..” Senyumku sambil menyodorkan botol air mineralku. “Buat ibu dik??” Mata ibu itu terheran-heran. “Iya bu!!”, jawabku mantap sambil tersenyum. “Terima kasih banyak dik”. Aku mengangguk lalu kembali ke kursiku. Fiuuuhhh… Aku menghela nafas lega, senang rasanya membantu orang yang sedang kesusahan seperti tadi. Walaupun bantuannya kecil, pasti terlihat besar buat orang sedang kesusahan yang kita bantu. Dan benar, anak itu sumringah lalu menuangkan air mineral Viro water ke dalam gelas “Mickey Mousenya”. Aku kembali memejamkan mata, lega meskipun tidak tau bagaimanan nanti kalau aku yang gantian haus mengingat perjalanan masih jauh




Dalam tidurku aku terbangun, pundakku digoyang-goyang oleh seseorang. Aku membuka mata. “Ini dik.. Masih ada sisa, mungkin kamu butuh waktu dijalan”. Dengan nyawa yang masing belum terkumpul, aku menerima botol air mineral Viro water yang tadi aku berikan kepada ibu itu. “Dan ini sebagai tanda terima kasih ibu dan Andi”. Ibu itu melihat anaknya dengan senyum sembari menggosok-gosok rambut anaknya. Lalu Ibu itu menggenggam tanganku lalu memberikan “buntelan” kertas terus buru-buru pamitan turun karena sudah sampai tujuan di Palembang. Setelah beberapa menit aku baru sadar, ibu itu memberikan  selembaran uang Rp.20.000. Nilai yang besar untuk air mineral “Rp.2000”. Ya Allah, kebetulan banget uangku sudah menipis. Aku bersyukur sekali, bersyukur membantu hal kecil kepada ibu yang baik hati tadi. Moments kecil syarat makna dalam perjalananku ini, sebotol air mineral Viro Water membengkaskan sebuah kebahagiaan kecil dan kebanggaan dalam hati ini. Semoga ibu tadi sehat selalu, dan si Andi anaknya yang lucu itu semoga menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, agama dan negara. Amiinnnn ya Allah….









Sering kali ketika kita membeli kartu perdana, bungkus yang sekaligus nomor simcardnya dibuang atau hilang. Berikut tips untuk beberapa operator, jika nomor simcard anda lupa. Semoga bermanfaat. ^ ^


  • Indosat: Ketik *777*8# Lalu Tekan Yes/OK
  • XL: Ketik *123*22*1*1# Lalu Tekan Yes/OK
  • Telkomsel: Ketik *808# Lalu Tekan Yes/OK
  • AXIS:  Ketik*2# Lalu Tekan Yes/OK
  • Three (3): Ketik *998* Lalu Tekan Yes/OK
  • Flexi, Esia dan operator CDMA lainnya: Pasang simcard di ponsel Nokia, lalu ketik *3001#kode pengaman#. Contoh: *3001#12345#, lalu tunggu hingga keluar Menu. Pilih NAM1 kemudian geser kebawah, pilih "Own number (MDN)".




Untuk kamu pencinta dan pengguna setia twitter, pasti tak asing lagi dengan Larry. Burung imut berwarna biru ini sekarang terasa lebih muda! Iya muda, dengan penampilan lebih simpel menegaskan twitter sebagai media social yang simpel dengan gak neko-neko tak memasukkan banyak aplikasi tak penting dan cenderung sebagai “sampah”.

Larry yang dulu mempunyai 4 sayap dan 2 bulu jambul, kini sudah potong rambut dengan menyisakan 3 bulu sayap dan jambulnya dihilangkan keduanya. Diharapkan ” burung” ini dikenal semakin mendunia sebagai simbol twitter. (Twitter adalah burung itu, burung itu adalah Twitter), seperti ditulis Twitter via blognya.

Biaya potong rambut Larry pun begitu mahal, kalau kita biasanya potong rambut hanya menghabiskan biaya Rp. 10.000- Rp.15.000. Lain halnya dengan Larry, dia menghabiskan biaya $ 8.000 - $ 20.000. Cukup untuk membiayai potong rambut orang satu kabupaten, hihi...

Ya semoga dengan tampilan rambut barunya, Larry semakin dicinta pengguna dan followersnya. Si Larry logo twitter yang mampu menimbulkan cinta baru, terhadap ilmu burung (ornithology) dengan desain dan geometri yang sederhana. Sesederhana konten-konten twitter yang menarik dan simpel.


Bismillahirahmanirrahim…

Gue berdoa terlebih dahulu, siapa tau setelah membaca tulisan ini ada pihak-pihak yang tersinggung dan gue jadi buronan no.1 terus diburu FPI. Hadeuh…

Mengenai asal muasal manusia, yang ribut ditanyain dari dulu jaman gue SD sampe sekarang jadi tukang sapu di sebuah SD. Gue dengan tegas dan tidak ada tekanan dari pihak manapun yakin seyakin-yakinannya manusia itu itu revolusi dari kera! Yah sejalan dengan teori mba Darwin, yang menyatakan manusia itu revolusi dari kera. Keyakinan gue gak datang begitu aja, seperti makanan enak yang harus ada proses dari kita membelinya sampai dengan mengolahnya dengan professional seperti itulah gue yakin manusia itu berevolusi dari kera.

Keyakinan pertama gue datang ketika waktu itu gue masih kelas 4 SD, gue dan teman-teman gue hobi waktu itu hobi “manjat”. Nurunin buah-buahan tetangga dengan paksa alias maling, dan hobi manjat itulah yang membuat gue yakin kita revolusi dari kera. Yang kedua ketika gue merhatiin kakak cewek gue yang rajin cukur bulu kakinya tiap minggu dan bokap gue yang rajin nyukur jambangnya. Meskipun dicukur bulu itu tetap tumbuh, meskipun itensitasnya bulunya sedikit tapi kita juga memiliki bulunya yang sama dengan kera. Keyakinan gue kalau manusia itu revolusi dari kera bertambah 40%. Keyakinan gue langsung full 100% ketika gue melihat nyokap ngitungin gajian bokap, dan kera yang ngitungin “panenan” pisangnya. Betapa persamaan itu nyata, uang dan pisang menjadi sesuatu yang harus dicari tiap hari untuk kelangsungan hidup.



Tak terbantahkan bukan? Revolusi ini masih terlihat dalam kehidupan keseharian kita koq, bahkan hal-hal yang kecil. Kalau kera suka mencari kutu, kita suka mencukur bulu. Kalau kera suka manjat pohon, kita suka “manjat” pendidikan dan jabatan yang tinggi. Dan kalau kera suka mencari pisang, kita juga suka mencari uang. Dalam konteks kebutuhan, kita sama dengan kera. Ibarat Jakarta itu kota metropolitan, hutan itu kota metropolitannya kera. Selayaknya kita harus berbagi tempat dengan mereka, masak sudah pisang mereka kita rampas dan makan tiap hari tempat tinggal mereka juga kita rampas. Jangan begitu yah…

Gitu aja sih menurut pandangan gue tentang teori ini. Sebagai orang Islam yang taat, gue yakin dengan iman manusia pertama itu Nabi Adam AS. Terbukti dengan Hadist dan ayat-ayat di dalam Al Quran tertulis jelas disana. Tulisan ini dibuat untuk guyonan semata tak ada niatan untuk menentang bahkan melawan suatu agama, dan demi “talenan” yang pingin gue perjuangkan sampai pisang penghabisan. Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.









”viro

About this blog

Popular Posts

Recent Posts

About

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes